Sabtu, 19 November 2011

kisi-kisi Ulangan Umum IPA SMK PUI Bogor

Kisi-kisi Ulangan Umum Semester Ganjil
Kelas XII
SMK PUI KOTA BOGOR

BAB I. EKOSISTEM

A. Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang merupakan cabang dari biologi yang mengkaji interaksi antara unsur-unsur lingkungan di alam dengan pendekatan tertentu.
Ahli ekologi mempelajari organisasi kehidupan dalam tiga tingkatan yaitu:
1. Populasi,
2. Komunitas,
3. Ekosistem
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Komunitas adalah kumpulan populasi tumbuhan dan tanaman yang hidup secara bersama di dalam suatu lingkungan.
Sebuah komunitas tumbuh-tumbuhan dan binatang yang mencakup wilayah yang sangat luas disebut bioma.
Peran suatu spesies di dalam komunitasnya disebut peran ekologi (niche).
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi.
B. Komponen Ekosistem
1. Komponen Abiotik
a. Cahaya Matahari. g. Arus angin.
b. Air. h. Arus air.
c. Udara. i. Salinitas.
d. Kelembaban. j. Derajat keasaman (pH).
e. Tanah. k. Iklim.
f. Topografi.

2. Komponen Biotik
Berdasarkan jenis makanannya, ada dua unsur pokok dalam komponen biotik, yaitu; (1). unsur autotrofik, adalah suatu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri yang berupa bahan organik. (2) unsur heterotrofik, adalah organisme yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya, bahan tersebut disintesis oleh organisme lain.
Di dalam ekosistem, setiap organisme menempati fungsi tertentu yang disebut dengan istilah relung atau niche. Oleh karena itu komponen biotik ekosistem dapat dikelompokkan berdasarkan relung tadi. Secara garis besar ada empat relung, yaitu:
a. Produsen.
b. Konsumen.
c. Dekomposer (pengurai)
d. Detritivora, yakni organisme yang memakan partikel-partikel organik (detritus). Yang termasuk golongan ini adalah cacing tanah, siput, lipan, keluwing, teripang, dll.

C. Macam -Macam Ekosistem
1. Ekosistem darat
Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe vegetasi dominan disebut bioma.
Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:
a. Bioma Hutan Hujan Tropis
Letak hutan hujan tropis berada di sepanjang garis katulistiwa, sehingga hutan hujan tropis memiliki ciri lingkungan, yaitu intensitas cahaya matahari yang tinggi, dan intensitas curah hujan juga tinggi yaitu sekitar 220-225 cm per tahun.
b. Bioma hutan gugur
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun, dengan curah hujan 75-150 cm/tahun.
c. Bioma gurun
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (15-25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C).
d. Bioma padang rumput
Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 50-75 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
e. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah, musim panas yang sangat singkat. Curah hujan berkisar 25 – 100 cm/tahun. Pada musim dingin lantai hutan tertutup es akibat rurunnya salju.
f. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Tundra disebut juga padang lumut atau daerah tanpa pohon. Bioma ini memiliki suhu rata-rata di bawah titik beku.
2. Ekosistem Perairan Air Tawar
a. Danau
1) Daerah litoral. Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi.
2). Daerah limnetik. Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari.
3). Daerah profundal. Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
4). Daerah bentik. Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
b. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah, dari bagian hulu (pangkal) menuju hilir (ujung).
Semakin menuju hilir, badan sungai menjadi melebar dan arusnya

tenang. Kondisi sungai yang tenang memungkinkan tumbuhnya ganggang dan tumbuhan air. oleh karena itu di hilir sungai materi organiknya tinggi, tetapi kadar oksigennya rendah.
3. Ekosistem Perairan Laut

4. Ekosistem Buatan
a. Waduk atau danau buatan.
b. Hutan tanaman.
c. Agroekosistem.

BAB II. INTERAKSI KOMPONEN EKOSISTEM
A. Interaksi Antar Biotik
a. Netralitas, yaitu hubungan antara individu dari populasi yang berbeda yang tidak saling terpengaruh.
b. Kompetisi, yaitu dua individu atau spesies berebut sumber daya terbatas seperti pakan, air, ruang untuk sarang, pasangan, dll. Kompetisi dapat terjadi antarindividu dari spesies yang sama, yaitu kompetisi intraspesifik. Misalnya kompetisi dua ekor kucing jantan dalam merebutkan seokor kucing betina. Kompetisi juga terjadi antarindividu dari dua spesies yang berbeda, yaitu
kompetisi interspesifik. Contohnya kuda dengan sapi di padang rumput ketika merebutkan makanan.
c. Simbiosis,
1). Simbiosis mutualisme (saling menguntungkan), misalnya antara kerbau dengan burung jalak pemakan kutu
2). Simbiosis komersialisme (salah satu diuntungkan tetapi yang lain tidak dirugikan) misalnya anggrek dengan pohon inang
3). Simbiosis parasitisme (satu untung dan satu dirugikan), misalnya benalu dengan pohon inang,
d. Alelopat, yaitu interaksi antara organisme yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat pertumbuhan atau perkembangan organisme lainnya melalui pelepasan racun. Misalnya beberapa jenis fungi dapat mengahasilkan antibiotik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Contoh lain adalah tanaman pinus yang mampu menghasilkan zat yang mampu meningkatkan keasaman tanah di sekitarnya, sehingga tanaman yang tidak tahan asam tidak dapat tumbuh.
e. Predatorisme dan Parasitisme. Pada tipe interaksi ini salah satu spesies menjadi lawan spesies interaksinya. Proses ini adalah fundamental bagi rantai pakan di atas jenjang autotropik di mana tidak ada beda antara herbivora pemakan vegetasi atau pemakan lawan. Letak perbedaan predasi dan parasitisasi adalah bahwa pada yang pertama yaitu predator ukurannya lebih besar dari mangsanya dan proses mangsa terjadi di luar (eksternal), pada parasitisasi mangsa lebih besar dan pemangsaan terjadi dalam tubuh pangsa (internal).
Sifat-sifat interaksi di atas, khususnya yang bersifat predatorisme dan parasitisme membentuk pola tertentu, yaitu pola makan dan dimakan yang disebut rantai makanan (food chain). Perluasan rantai makanan membentuk jaring-jaring makanan (food web)
a. Rantai makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan urutan dan arah tertentu.
b. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan adalah suatu hubungan makan dan dimakan yang kompleks. Satu jenis produsen bisa dimakan oleh banyak jenis konsumen primer, dan seterusnya.

B. Interaksi Abiotik-Biotik
1. Aliran Energi
Perpindahan energi atau zat makanan dari komponen biotik yang satu ke komponen biotik yang lain terjadi melalui peristiwa makan dan dimakan.
2. Piramida Ekologi
Piramida Jumlah, Piramida Jumlah menggambarkan jumlah organisme dalam satu tingkat trofik.
piramida energi. Piramida energi menggambarkan produktivitas energi suatu tingkat tropik dalam ekosistem tertentu. Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida. Piramida tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di dalam ekosistem, piramida energi tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora maupun berat total karnivora.
2. Siklus Materi
a. Daur Nitrogen.
Nitrogen merupakan salah satu penyusun asam amino dan protein.
Dengan bantuan bakteri Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrobacter, amonia akan diubah menjadi senyawa nitrat melalui proses nitrifikasi.
b. Daur Karbon dan Oksigen.
Karbon dan oksigen merupakan unsur penyusun semua senyawa organik. Sumber karbon di udara bebas adalah karbondioksida (CO2), Di samping itu ada sumber karbon yang berasal dari batubara, minyak bumi, batu kapur, dan gas alam. Sedangkan sumber oksigen adalah sebagai gas yang bebas di udara dan di air laut. Oksigen merupakan hasil samping proses fotosintesis. Oleh organisme, oksigen diperlukan untuk pernapasan atau respirasi. Dari proses pernapasan ini dikeluarkan gas karbondioksida. Aliran karbon dan oksigen ke dalam ekosistem paling awal dimulai proses fotosintesis oleh produsen.

c. Daur Sulfur.
Sulfur atau belerang merupakan salah satu unsur penyusun protein juga. Di alam sulfur banyak terdapat di kerak bumi. Jalur sulfur diawali dari tumbuhan, dalam bentuk senyawa sulfat (SO4= ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi.
d. Daur Air.
Tempat yang terkena enegi matahari (air laut, dll) airnya akan menguap termasuk pada tumbuhan dan hewan. Akibat tiupan angin, awan menuju permukaan daratan. Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Hujan turun di permukaan bumi sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan (yang tidak diserap akan menjadi mata air) sebagian lagi mengalir ke sungai-sungai sampai laut. Setelah dimanfaatkan manusia, hewan ,dan tumbuhan dikeluarkan lagi dan menguap. Dan air yang ada di dalam tanah mengalir sampai laut semuanya berlanjut terus.
e. Daur Posfor.
Daur posfor lebih sederhana dari pada daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer.
Di tanah mengandung posfat anorganik yang dapat diserap oleh tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumen sehingga posfor berpindah ke hewan. Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan urinnya akan terurai menjadi posfat organik. Oleh bakteri posfat tersebut diubah menjadi posfat anorganik yang dapat diserap tumbuhan.

Masalah Lingkungan:
Global Warming, adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ketahun karena terjadinya efek rumah kaca yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti CO2, CH4, N2O dan CFC
Gejala terjadinya global warming sebagai berikut :
1. Kebakaran hutan besar-besaran
2. situs purbakala cepat rusak
3. ketinggian gunung berkurang
4. satelit bergerak lebih cepat
5. hanya yang terkut yang bertahan
6. pelelehan besar-besaran
7. keganjilan didaerah kutub
8. mekarnya tumbuhan dikutub utara
9. habitat makhluk hidup pindah kedataran lebih tinggi.